Foto: Ist (Goole Sourch)
JANGAN DULU PERGI
Kota toleran
sedang dilanda kesepian
ketika jalan hidupku di takdirkan untuk berubah selamanya
adalah matamu yang pertama kali berbicara
menembus pertahananku secara kejam
kau diamkan tanganmu didalam jabatanku selama beberapa saat
aku inginkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.
Segala kesamaan keadaan yang coba kubangun runtuh dalam sekejab
padahal, perjumpaan kita yang sederhana
tidak sedramatis kisah-kisah yang didongenkan para pujangga
meski begitu, bagiku kau istimewa
melebihi apa yang mampu digambarkan susastra.
Bahkan
aku yakin
kau bukan manusia biasa
mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar
diturunkan bersama gabungan bom atom yang meledakan asmaraku
dan aku hanya bisa pasrah, membiarkan perkenalan kita dimulai
Hey
jangan dulu pergi
aku tidak ingin berlama-lama membeku di layar android
kau terlalu indah untuk kubiarkan berkeliaran di linimasa
aku ingin kau duduk disebelahku
bila perlu hingga di penghujung zaman
aku tak akan keberatan
jangan tanya kenapa
logikaku telah mati ditikam asmara
ajukan saja pertanyaan muluk itu pada jantungku yang berdebar saat tenggelam dalam senyiumanmu.
Meski ku tahu
senyiumanmu untuk saat ini hanya basa-basi normatif
tumbuh harapan dalam hatiku
berharap kelak dapat kutemui senyiumanmu yang sesungguhnya
dan jika tidak berlebihan
akulah alasan dibalik senyiumanmu.
Kau pun pamit pulang
menyisakan wangi yang kental mewarnai uadara
tanpa mau bertanggung jawab
kau tinggalkan aku termabuk sendirian dalam kesepian
jika keasmaraan adalah narkotika
maka kau adalah bandarnya
dan aku bagaikan pecandu yang rala menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi
aku kecanduan menatap matamu
namun kau tak mengerti.
Yogyakarta, 7 Juni 2019
(Karya: Yulianus Degei)
SYAIRKU UNTUKMU
Sebelum bertemu denganmu
aku tak percaya bahwa pertemuan sederhana
mampu memicu rasa yang luar biasa.
Bagiku, hal seperti itu hanya ada di cerita-cerita fiksi
atau di layar-layar kaca
kerap juga kubaca karya-karya penyair
yang hiperbolis perihal itu
Aku tahu rasanya bertemu dengan orang-orang baru
namun saat denganmu aku bertemu hal yang baru
Jika kau hutan, aku siap tersesat
jika kau lautan, aku siap temggelam
jika kau pelangi, aku tak ingin jadi hujan
jika kau ilusi, aku tak relah jadi kenyataan.
Jangan salahkan aku yang tiba-tiba menjadi penyair
setelah tersapu oleh tatapanmu
dan syairku hanya untukmu
Bagiku
matamu adalah ibu
tempat segala puisi bernak pinak
hanya tentangmu.
Cukup disitu saja, jangan terlalu dekat
aku malu jika kau mendengar irama napasku
entah kenapa
ada sesuatu yang meledak dalam dadaku
yang jelas kaulah penyebabnya.
Aku adalah orang yang malas membuka sosial media
bagiku, itu hanya akan membuang-buang waktu
ditambah lagi saat ini
orang-orang lebih sibuk menebar kebencian di sana
mati-matian menyalahkan yang belum tentu salah
berani mati membenarkan yang belum tentu benar.
Namun setelah bertemu denganmu
dan mengikuti sosial mediamu
aku menemukan fakta baru
bahwa sosial media ternyata mampu menjadikan gila
membatu didepan potretmu
membuatku senyum-senyium sendiri
membayangkan suatu saat fotoku
akan kau unggah disana
denganmu
diatas pelaminan kita
Aku benar-benar gila!
hahahaa……
maukah kau gila bersamaku?
mengarungi samudra kehidupan ini.
Yogyakarta, 10 Juni 2019
(Karya: Yulianus Degei)
SUNGGUH AKU MENCINTAIMU
Sempat aku bertanya-bertanya
jika cinta maha luas
mengapa harus terkekang oleh batas?
namun aku salah dalam memaknainya.
Ternyata selama ini
akulah yang mempersempit makna cinta
menganggap bahwa larangan keluarga dan juga harta
bukanlah bentuk dari cinta
selama ini ternyata aku tak benar-benar mencintaimu
sebab cintaku
seharusnya menjadi sebab bertambahnya kecintaanmu
kepada keluarga dan juga harta
aku menghancurkan segalanya.
Di mata keluarga kita tak mampu bersama
dimata harta saya tidak mampu membahagiakanmu
saling melapas adalah bentuk mendekap cinta yang kau inginkan.
Tak mapu bersamamu bukanlah sebuah kegagalan
melainkan keberhasilan dalam mencintai
meredam ego, mengubur angan-angan adalah bagian tersulit
walau tertatih kita harus terlatih
melanjutkan hidup
tanpa menyalahkan siapa-siapa
tanpa berharap apa-apa.
Sungguh aku mencintaimu
dan aku tak ingin karena kecintaanku
kau mengutuk segala perbedaan dan latar belakangku.
Sungguh akau mencintaimu
dan aku tak ingin karenaku pembangkangan mengalir deras dalam darahmu.
Sungguh aku mencintaimu
dan sudah saatnya kita belajar
menjaga cinta yang paling cinta.
Yogyakarta, 11 Juni 2019
(Karya: Yulianus Degei)
AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI DIRIKU
Aku tengah mengaduk sesak
sembari megiris senja di pelataran logika
mencari jejak terakhirmu di serpian tawa
memungut sisa senyiumanmu yang dulu biasa
kini tiada
menggantung hebat penasaran
yang terbias tenggelamnya kehadiran.
Kini
adamu hanya bisa tergambar oleh mimpi dan lamunan
rona jingga pun menyingkap langit
waktu memukulku seraya membisikan kenyataan pahit
bahwa
kau katakan ada orang lain
milioner pilihan orang tuamu
dan kaupun lebih memilih dia.
Padamu kepergian
inilah sepenggal rasa di bebunyian sangkakala
langit mementahkan gemeruh,
ketiandaanmu membuatku rapuh
langkah pun melupa pijakan,
harapku tertatih dimakan penyesalan
merayap tanpa ampun
mengunci segala embun
Pagi
tak akan pernah cerah tanpa ucapan pemulai harimu
dan malam
tak pernah anggun tanpa bisikan lembut dari bibir mungilmu.
Aku merindukanmu bagai hujan merindukan pelangi
ia menyebar indah menyelimuti bumi
dengan aku satu-satunya cahaya
yang terpendar menjadikannya warna
sebelum akhirnya aku terhentak,
secuil rindu yang terbalaspun tidak
itu karena
kau memilih dia.
Ketiadaanmu mengisi sepi,
mengurai segala warasku hingga kegilaan menyelimuti
bersamamu
hitungan waktu hanyalah omong kosong
bahkan rotasi bumi terhenti
hingga semesta berteriak minta tolong
sebab jarum jam terlalu cemburu melihat senyiumanmu.
Tanpa celah duka
menjaga setiap pelukanku, tanpa sesal percuma
aku masih ingat nada manjamu
kala memintaku menemanimu pergi
dan bagaimana bisa aku menolak itu?
karena kamu adalah bahagiaku
menjadi teman hidupmu adalah selayaknya tugasku
hingga akhirnya
kau memilihnya
kau bahagia dengannya.
Paru-paruku sesak
akibat tiada lagi sisa kehadiranmu yang bisa aku hirup
kabar tentangmu
hanya membuat cemburu semakin meletup
hatiku berpijar menyala,
membakar semua janji manismu diawal cerita kita
mengurai duka.
Ketiadaanmu menggiring hatiku pada setiap luka
membekas atas nama tidak terima
jeratan sesal mengepung
seiring kepergianmu ke relung hatinya.
Melihatmu
pemandangan terindah membuat hatiku semakin berdarah
mendengarmu
alunan nada paling merdu membias cuaca semakin sendu
mengingatmu
penyiksaan terbaik membuat air mata deras menitik
meraba pelukmu
cambukan teristimewa membuat ragaku sakit oleh kecewa
merapal jejakmu
langkah paling tepat menginjak lara yang semakin pekat
dan mengikhlaskan kepergianmu
sebuah prestasi yang masih sebatas mimpi
sebab seribu pelukan
akan tetap menguap dihadapkan sebuah kepergian.
Tuhan
bila mendabanya adalah sebuah sakit
maka jangan pernah beri aku sembuh
bila menyayanginya adalah kesalahan
maka jangan pernah tunjukan sebuah kebenaran
bila mencintainya adalah sebuah dosa
maka berikan tempat terindah bagiku di neraka.
Sayang, berbahagialah dengan dia
wahai hati yang tak pernah bisa aku miliki
selamat
menempuh hidup bersamanya
dari aku yang gagal memilikimu.
Yogyakarta, 13 Juni 2019
(Karya: Yulianus Degei)
JAKALAH SELALU KESEHATANMU
Hari ini ku ingin sekali melihat wajahmu
merasakan senyium manismu
karena sedetikpun aku tak sanggup jauh darimu
namun usahaku gagal.
Entah kenapa
semua yang ku pandang
ku pikir
hanyalah tentang dirimu
diantara ribuan bahkan miliyaran pasang mata di galaksi ini
hanya kau yang kujadikan matahari tempat rinduku berotasi.
Aku mencintaimu
adalah kenyataan yang tak maampu ku hindari
hahahha……..
Mau
hanya satu pintaku
jagalah selalu kesehatanmu
yang sangat berharga bagiku
walau ku tahu
apalah arti kekuatiranku pada dirimu
suatu waktu aku menetapkan kewajibanku untuk menjagamu
membahagiakanmu
tapi aku tak dapat mendapatkan hakku
karena kamu bukan hakku
Aku melihatmu bening
tanpa satupun yang mengganggu
berpapasan sejajar
kau melihatku
nampak seperti kaca tebal yang buram
aku tahu perasaanmu padaku tak ada
namun jujur
aku tak ingin kehilanganmu
dan aku akan kembali memohon cintamu.
Surabaya, 15 Juni 2019
(Karya: Yulianus Degei)
??.
Sa suka setiap pilihan kata dalam puisi ini.
Ungkapan-ungkapan yg artinya dalam sekali.
terimakasih.
??.
Sa suka setiap pilihan kata dalam puisi ini.
Ungkapan-ungkapan yg artinya dalam sekali.
Sa suka setiap pilihan kata dalam puisinya. Dan makna dalam puisinya amat terlalu dalam.